Kamis, 14 April 2016

Cerita Bersambung Wild Love Episode 6

Cerbung Wild Love Episode 6 - sexiestcollection.blogspot.com

Ibu sekarang menjadi wanitamu nak


Tubuhku yang masih berbalut baju yang aku pakai tadi, masih tercium parfum “kapak” dari baju yang aku pakai. Terbujur lemas di atas tubuh Ibu, sedikit aku lirik wajah Ibu yang masih meresapi setiap kenikmatan yang baru saja terlewati. Terakhir kali aku melihat jam dinding pukul 18.30 dan sekarang sudah berubah menjadi 20.00 WIB. Lama sekali mungkin karena awal permainan yang lama.

“Bu enak banget bu.... Arya pengen gini terus bu” ucapku lirih kepada Ibuku, dengan dedek arya masih tertancap.

“Iya sayang, Ibu juga kepengen gini terus” sambil mengelus-elus kepalaku

“Suka? kalo main mbok ya jangan asal tusuk, pakai pemanasan to” lanjut ibuku

“Lha harusnya gimana bu?” tanyaku

“Ya pakai pemanasan, ya Ibu maklumi masih muda”

“oia kamu tadi itu aneh sekali waktu ibu bilang keluar kok malah nanya? Apa benar kamu baru pertama kali? kok bisa lama sekali?” ucap ibuku sambil membetet hidungku yang membuatku kepalaku terangkat tepat di atas wajah Ibuku

“Gih, kalo sampai lemes gini baru malam ini bu, kalo semalam itu masuk hitungan tidak lho bu” jawabku dengan suara agak cempreng karena hidungku di betet sama ibuku.

“Terus bu, tadi pas ibu bilang mau keluar, Arya ya bingung malah tidak konsen. jadinya Arya tidak merasakan apa-apa,bu” lanjutku

“Kalau Ibu bilang mau keluar, berarti Ibu hampir sampai seperti yang kamu rasakan barusan nak, kalau wanita bisa berkali-kali tergantung sama lakinya kuat tidak, jadi kalau ibu sudah keluar seperti tadi kamu kasih istirahat Ibu sebentar jangan asal goyang to le” jelas Ibuku, aku pun hanya tersenyum.

“Berarti kamu masih perjaka?” tanya Ibuku

“Sudah tidak bu, katanya kalau sudah berhubungan dengan wanita, perjaka jadi hilang, dan perjaka Arya buat Ibu” ucapku

“Terima kasih nak....” ucap Ibu sambil memberikan kecupan.

“Ibu akan selalu melayani kamu dan patuh sama kamu, sekarang kamu adalah Lelaki ibu selama Ibu sendirian” ucap Ibu sembari mengecup lembut bibir Ibuku kembali

“Hmmm.... tapi tadi bisa lama, berarti selanjutnya lebih lama lagi.....” lanjut Ibu

“Pastinya... buat Ibu, aku pasti bisa” ucapku dengan penuh semangat

Tak kulihat lagi air mata Ibuku, yang ada sekarang adalah senyum kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya.

“Bu, Ibu sudah tidak menangis lagi?” tanyaku polos

“Berarti Ibu sepenuhnya sudah terisi sama kamu nak” ucap Ibuku sambil melumat bibirku, akupun tak mau kalah. Kini aku sudah sedikit berpengalaman, kubalas ciuman itu. Ciuman berlangsung beberapa menit yang semakin membakar gairahku.

“emmmmmm....... ahhhhh” Ibu melepaskan ciuman.

Ketika ciuman itu terlepas, Kutarik dedek Arya, kurebahkan tubuhku disamping kanan Ibuku sambil memjamkan mataku menikmati sisa-sisa kenikmatan yang ingin aku rasakan kembali. Ibu kemudian mengangkat kepalanya dan di taruh di atas dadaku. Tatapan Ibu tepat menuju dedek Arya.

“hmmmm le, manukmu kok isih ngadek ae, opo isih kepingin? (hmmmm nak, burung kamu masih berdiri apa masih kepingin? ” tanya Ibu kepadaku yang membuat aku membuka mataku dan kuangkat sedikit kepalaku.

“Boleh bu? Enak banget bu rasanya.... kata temenku ini yang namanya hubungan intim suami istri ya bu?” jawabku polos, tangan kiri Ibu mulai mengelus-elus dedek arya dengan jari-jarinya.

“kamu pengin tahu apa yang barusan kita lakukan nak?” tanya Ibuku

“he’em....” jawabku sekadarnya seraya mengelus kepala Ibu bagian belakang.

“Ini namanya kenthu (ngentot), kamu pasti sudah tahu, normalnya dilakukan pada malam pertama setelah menikah..... ” jawab Ibu

“Berarti Ibu sekarang jadi wanitaku, karena ini malam pertamaku bu” aku memotong perkataan Ibuku
Ibu beranjak duduk, dan memposisikan kepalanya tepat berada di atas wajahku. Kemudian Ibu mengecup bibirku.

“Iya nak, Ibu sekarang menjadi wanitamu, Ibu akan selalu siap kapanpun kamu mau, selama Romomu tidak ada nak, jadi kamu harus pinter-pinter belajar biar kuliah kamu cepet lulus dan pinter-pinter belajar nyenengin Ibu juga gih” jelas Ibuku sambil memeluku, kini posisi kepala Ibuku tepat di bahu kananku dengan tatapan ke arahku. Aku masih menatap langit-langit kamar yang menjadi saksi bisu.

“Tapi ada syaratnya nak....” ucap Ibuku lirih, akupun menoleh kearah Ibu.

“Apa itu bu?” jawabku

“Kamu masih muda, gairahmu pasti masih besar-besarnya, Ibu tahu kamu memiliki banyak teman perempuan diluar sana......” jawab Ibu

“Ya punya bu, tapi kan bukan pacar” potongku

“Dengarkan, Ibu akan selalu melayanimu menjadi wanitamu, kekasihmu, tapi Ibu tahu tidak bisa menemani kamu diluar sana”

“Maka dari itu, yang Ibu harapkan kamu jujur sama Ibu dan menceritakan semuanya secara jelas jika kamu melakukan dengan wanita selain Ibu, Ibu butuh tahu” sambil menghela nafas panjang Ibu melanjutkan ucapannya kembali

“Kamu tahu apa tujuan Ibu, agar Ibu bisa melayani kamu lebih dari yang diberikan oleh wanita-wanita diluar rumah ini dan juga biar kamu tambah sayang sama Ibu” sembari mengecup bahuku.

“Apa Ibu tidak cemburu? Nanti Ibu mengira Arya menghianati Ibu, cuma mau mainin Ibu, Arya tidak mau bu” jelasku

“Bukan begitu nak, Ibu sadar tidak selamanya kita bersama dan kamu harus mecari wanita selain Ibu sebagai pendamping kamu, kalau kamu sama Ibu terus apa kata orang”

“jika suatu saat kamu menemukan wanita pendamping kamu, kamu masih boleh “minta” tapi jangan sampai istrimu tahu,..... ada baiknya ketika kamu sudah menikah nanti, kita bisa menghentikan ini semua” lanjut Ibuku

“Pokoknya kalau Arya kepingin, ya Ibu harus mau” suaraku agak keras dan parau karena emosi saat ini, dimana aku tidak ingin kehilangan Ibuku.

“Iya iya, Asal kamu terus sayang sama Ibumu ini,Ibu selalu ada buat kamu nak” jawab Ibuku

“Hmmmmm..... nak, Ibu pengen kamu jangan asal nyoblos seperti tadi” lanjut Ibuku

“Terus gimana bu? Arya kan juga tidak tahu” jawabku polos

Sembari mengangkat tubuhnya, kemudian duduk sambil tangan kanannya mengelus-elus dedek Arya.

“Ya kamu sinau(belajar) to nak, katanya di enet atau apa itu banyak, biar Ibu juga tambah pinter, tapi kamu yang ngajari Ibu” jawab Ibuku, aku teringat akan film yang ditransfer ke smartphoneku, kemudian aku mempunyai Ide.

“Bagaimana kalau Ibu sama Arya lihat bareng bu, kelihatannya aku punya film bu” ucapku kepada Ibuku yang sedang mengelus-elus dedek Arya. Ibu menoleh kearahku dengan senyuman.

“Kamu itu ternyata suka nyimpen-nyimpen film kaya gitu to” hardik Ibuku dengan senyuman nakal

“Mboten bu, niku kan....(tidak bu itukan.....) pemberiannya Rahman” jawabku menghindar

“halah.... bilang saja kalau kamu itu pernah bayangin Ibu pas lihat filmnya, ya to? Nyatanya ibu kamu kenthu semalam hi hi hi” jawab Ibuku dengan senyuman nakalnya

“Jujur bu kalau yang itu aku spontan bu, nyatanya Ibu sekarang juga mau he he he” jawabku terkekeh-kekeh

“Iya... besar panjang, sangat lebih besar dari yang biasa masuk ke lubang Ibu ditambah lagi ganteng anak ibu ini” jawab Ibuku

“he he he he............oia bu, Ibu mau kan kalau nonton bareng Arya” tanyaku lagi

“Kekasihku, Ibu patuh sama kamu, siap melayani kamu, jadi kamu tinggal ngomong saja ke Ibu, Ibu akan melakukannya, tapi Ibu tidak mau nonton, namanya juga wanita, maunya ya ditata” jelas Ibu dengan senyumannya. Aku berpikir, benar juga apa yang dikatakan Ibuku. ya sudahlah, aku yang nonton nanti ibu yang mengikuti.

“Ibu mau bersih-bersih dulu nak, sekalian buatin minuman kamu, sebentar ya sayang” ucap ibuku sambil mengecup bibirku. Ibu kemudian berdiri, akupun mengangkat tubuhku dan duduk sambil memandang Ibuku yang tersenyum kepadaku. Wanita yang terlihat kutangnya dengan kebaya yang sobek menggantung dilengan kanan dan kiri serta jarik yang masih tersingkap hingga pinggangnya.

“Aku ingin membukanya” bathinku

Ketika ibu mulai melangkah, dua langkah dariku kutarik tangan kiri Ibuku. Aku kemudian berdiri dan memeluk Ibuku. kukecup lehernya bagian kanann[ya.

“Aaahhhhh..... nak nanti nak, biarkan ibu bersih-bersih dulu”

“Bu... aku ingin ....ingin melihat Ibu seutuhnya untukku” jawabku.

Ibu memandangku kemudian mengelus pipiku kananku dengan tangan kanannya.

“he’em....” ucap Ibuku dengan senyumannya

Dari belakang Ibuku Kulepaskan kebaya yang telah sobek sebelumnya itu, kucoba merobek kutang ibuku. Tapi apa dayaku, kutang pakaian daerah ini terlalu tebal, terlalu sulit untuk dirobek. Aku yang sempat berhenti dan kebingungan dengan posisi tangan masih mencoba merobek kutang Ibuku. Aku menoleh ke kiri hanya ada tempat tidur. Ketika aku menoleh kekanan ada gunting diatas meja, gunting besi besar, aku meraihnya setelah aku dapatkan ku gunting semua kutang Ibuku dari belakang, kutarik dan kugunting gunting lagi. Kemudian kendit yang dipakai Ibuku aku juga mengguntingnya. Hingga jarik yang masih tersingkap itupun ikut terpotong. Sakit tanganku? Jelas iya... itu kain yang tebal. Hingga akhirnya semua terlepas dari Ibu. Aku letakan gunting itu di meja kembali.

“Bu berbaliklah....” kataku sembari meletakan gunting itu dimeja lagi.

Ibu berbalik, dan aku terpana. Wanita dengan kulit putih, wajah yang sendu, rambut yang disanggul dan sedikit acak-acakan di hiasi senyum yang indah. Kedua susu besar yang masih terangkat ke atas berada di dada Ibuku. Tubunhya langsing sangat pas, sehingga jika dilihat susu Ibuku tampak besar. Susu Ibuku masih sekal, tidak menggelantung seperti film porno yang aku pernah aku lihat. Kenapa bagus sekali susu Ibu ya? Itulah yang menjadi pertanyaanku, masih kencang dan tidak kendor sedikit pun bahkan putingnya pun tampak kecil dan tidak melebar.

“HEH! kaya lihat setan saja....” hardik Ibuku sambil meletakan kedua tangan dipinggangnya.

Aku mendekat, dan ketika aku ingin memeluknya. Ibu mengindar mundur kebelakang.

“Yang ini nanti ya, ibu mau bersih bersih dulu hi hi hi ” jawab Ibuku berjalan meninggalkan aku dikamar sendiri dengan senyuman kemenangan karena telah membuatku terangsang hebat.

“Ingat kamu tetap di kamar, tidak boleh keluar kamar” suara Ibu dari dapur kudengar sedikit lirih. Apa yang sebenarnya mau Ibu lakukan di luar kamar? Masa bodoh lah.

Belajar Gaya Seks Baru Bersama Ibu


Dan aku masih disini, didalam kamar ini, aku duduk ditepian ranjang dengan baju hitam dengan motif garis vertikal. Wangi bajuku masih tercium karena “1 liter” parfum telah aku semprotkan keseluruh tubuh dan pakaianku. Menerawang mantan kamarku dimana aku telah melakukan apa yang seharusnya aku lakukan dengan istriku. Tapi ini dengan Ibuku sendiri. Ah masa bodohlah yang penting kami saling menyayangi...... Kuliahat sekeliling kamarku, atas bawah kuihat celanaku tergeletak di bawah. 

“oia semartponku kan ada di saku celana, aku jadi ingat”bathinku

Aku meraihnya, kuambil smartphone itu, ku utak atik kucari folder semprot. Ya aku dapat, kubuka filenya. Aku mulai menontonya, terasa birahiku meledak-ledak. Tiba-tiba Ibu masuk dengan tubuh telanjangnya membawa waskom dengan handuk kecil, tapi aku tidak merasa kaget karena aku konsentrasi dengan film itu. Sedikit kulirik tubuh indahnya.Ibu kemudian berlutut tepat dihadapanku. Ibu mulai membasuh dedek Arya.

“pantes loro banget, gede lan gagahe koyo ngene iki (pantas sakit sekali, besar dan gagahnya seperti ini” ucap Ibu sambil membersihkan dedek Arya. Aku tidak menjawab perkataan Ibu tadi, karena konsentrasiku terhadap film di smartphone-ku. 

“Buka bajunya nak” ucap Ibu sambil membuka kancing satu persatu membuyarkan konsentrasiku. Kuletakan smartphone itu di sampingku. Kulihat Ibu dengan telaten melepas bajuku. Ketika aku melihat susu Ibuku, aku menelan ludah, kuangkat tangan kananku untuk menyentuhnya.
Plak... tangan Ibu memukul tanganku agak keras.

“NANNNNNTI!” hardik Ibuku kemudian dia tersenyum. Aku pasang wajah cemberut.

“Owalah lagi belajar to, nanti ibu diajarin ya” ucap ibu dengan senyuman nakal yang kemudian meninggalkan aku lagi. Sambil membawa waskom Ibu keluar kamar.

Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku heran, kuambil smartphoneku dan kulanjutkan menonton film. Selama kurang lebih setengah jam aku menonton dan dipikranku wanta yang ada di film itu badannya kurang bagus, bagusan ibuku, susunya bagusan punya Ibu kulitnya putihan punya Ibu, dan cantiknya cantikan Ibu. Aku harus melakukan teori dari dosenku ATM (Amati Tiru Mempraktekan), tapi nanti setelah Ibu kembali. Setelah setengah jam terlewati, aku letakan samrtphone-ku di meja, kemudian duduk kembali. Ibu kemudian masuk membawa minuman salah satunya air putih. Ibu letakan air putih di meja. Ibu kemudian berjalan kearahku. Tubuh bugilnya menjadi fokus kedua mata ini.

“Sudah belajarnya, ini diminum dulu” sembari menyerahkan minuman dan duduk rapat disebelah kiriku. Aku menerima minuman itu, dengan tatapan beralih kewajah ayu nan manis ini. Aku tersenyum kepada Ibuku, Ibupun membalas senyumanku.

“Dah diminum nak, niar hangat tubuh kamu” suruh Ibuku kepadaku

“inggih bu.....” jawabku

Aku meminum minuman hangat ini, langsung kuteguk habis. Setelah habis aku berdiri dan meletakannya di meja. Aku kembali duduk disamping Ibuku. kupandangi seluruh bagian tubuhnya.

“Ibu cantik....kok lama sekali” ucapku

“Ibu buat minuman kamu itu yang agak lama nak” balas Ibu

“Mau praktek lagi?” lanjut ibu dengan senyuman cantik. 

Aku tertegun dengan tawaran Ibuku, ya seharusnya memang secepatnya karena aku ingin menyentuh semua bagian tubuhnya. Masih teringat film porno bagaimana permainan antara cowok dan cewek tadi. Ditambah lagi tubuh halus terpampang di depan mataku.

“Bu, Arya pengen Ibu ngemut burung Arya seperti di film-film tadi” ucapku kepada Ibuku

“HAH...” Ibu terkejut

“Itu jorok nak” lanjut Ibuku dengan wajah yang agak sedikit heran.

Aku putar otak agar Ibu mau melakukannya. Dan aku teringat setiap ucapan yang ibu ucapkan tadi sebelum keluar kamar.

“Ibu kekasihku kan?” tanyaku dengan senyum jahat 

“i....i....ya nak” jawab Ibu kaget dan heran

“Kok Ibu tidak patuh to? Ya udah kalau begitu, Arya mau tidur saja, percuma” jawabku yang kemudian memasang wajah cemberut dan memalingkan wajahku ke kanan.

“Nakal kamu ya... Ibu sendiri dimainin... hi hi hi ....”

“Iya Ibu mau, Arya sayang”

“Bagaimana caranya? Ibu belum pernah” lanjut Ibuku

“He he” tawaku terkekeh sembari kembali menoleh ke arah Ibu, merasakan kemenangan terbesarku.

“Sekarang sudah saatnya kamu menata Ibu nak” wajah ayu yang meminta untuk dimanja lagi. 

Semua terjadi begitu saja, Ibu yang ayu kesetiap harinya sekarang telanjang dihadapanku. Wajahnya, senyumnya, manja. Bahkan bentakannya pun terasa lembut ketika didengar. Wanita yang kesehariannya anggun dan sangat menjaga sikap sesuai dengan darah ningrat yang mengalir didalamnya sekarang berada dalam lingkaran kenikmatan bersamaku.

“Bu, berlutut dihadapanku” perintahku

Sekarang posisi Ibu berada di bawahku persis, kemudian aku menuntun Ibu untuk memulai. Kusuruh Ibu memegang dedek Arya dengan tangan kanannya.

“Bu, sekarang Ibu ikuti perintahku ya” ucapku

“Iya nak” jawab Ibuku dengan senyum

Aku mulai menuntun Ibu untuk menjilat bagiian bawah zakar ke atas hingga ujung burungku. Pelan tapi pasti Ibu melakukannya, dengan agak sedkit jijik di awal. Lama Ibu menjilatinya. Ibu mulai tersbiasa. Kenikmatan yang aku rasakan membuat gairahku mulai terbakar. Apalagi pemandangan tubuh telanjang Ibu sedari awal yang terlebih dulu membakar gairahku ini. Terasa lidah hangatnya menjelajah di sekitar batang dedek Arya. Dijilatinya terus..

“Aaaaaahhhhhh.....enak bu, enak tidak bu burung Arya?”

“Burung itu namanya dedek Arya bu” lanjutku. Ibu kemudian menghentikan jilatannya.

“Dedek Arya, apa kontol Arya?” tanya Ibuku yang kemudian melanjutkan menjilatinya. 

Aku yang mendengar Ibu mengatakan kata “kontol” membuatku menjadi semakin bergairah. Aku hanya mampu memandangi Ibu yang sedang menjilati burungku itu. 

“Bu... Ayo sekarang dimasukan ke mulut bu, di emut... Arya sudah kepingin” racauku memohon kepada ibuku. Ibu kemudian mulai memasukan ujung dedek Arya kemulutnya. Perlahan perlahan sedikit demi sedikit dan....

“AHHHH.... sakit bu..... kena gigi Ibu” ucapku dengan nada sedikit membentak.

Ibu yang mendengar suara kesakitanku kemudian melepas kulumannya. Kedua tangannya menutupi mulutnya sambil menggelengkan kepalanya. Tampak raut wajah menyesal terpancar, baru kali ini melihat wajah penyesalan Ibu. 

“Maafkan Ibu nak, Ibu tidak bisa....” sesal ibuku dengan suara yang parau hampir menangis

“Sudah bu, kita coba lagi ya bu... maafin Arya, pokoknya Ibu harus bisa...” ucapku menenangkan Ibu. Kutarik lembut tangan Ibu kuarahkan untuk memegang dedek Arya lagi.

“Pelan-pelan bu.... Ibu kan sudah janji akan melayaniku dengan lebih” lanjutku. Ibu kembali tersenyum dan mulai mengulumnya lagi.

Perlahan nikmat, kemudian rasa sakit muncul kembali karena gigi Ibuku menyentuh dedek Arya. Aku mencoba menahannya kemudian lama kelamaan aku tidak bisa menahannya. Dan aku sedikit menjerti kesakitan, Ibuku kembali kaget dan langsung melepas kulumannya. Aku yang melihat wajah Ibu dihiasi penyesalan menundukan kepalaku dan menciumnya. Tangan kiriku kemudian mulai meraba bukit kiri Ibuku yang masih kencang, ranum dan bahkan tidak turun seperti punya wanita di film yang pernah aku lihat. Aku elus, remas dan tangan kananku menghapus air matanya. Tiba-tiba muncul ide di benakku. Kuangkat tubuhku dan duduk tegak sembari melepas ciuman.

“Bu coba emut jempol Arya” perintahku

“He’em....” jawab Ibuku disertai dengan anggukannya dan memulai mengulumnya

“Pelan-pelan jangan kena gigi bu” perintahku. Selang beberapa menit aku menarik Ibu jariku dari mulut Ibuku..

“Bu.... sekarang dicoba lagi Bu... bayangkan Kontol Arya milik Ibu ini seperti jempol Arya” ucapku

“Iya... nak” kemudian Ibu mulai mengulumnya. Aku mulai bisa merasakan kenikmatan. Hangatnya rongga mulut Ibu terasa pada batang dedek arya. Lama Ibu mengulumnya. Ibu mulai bisa menikmati setiap nano meter dedek Arya. Mengulumnya, menjilatinya, menyedotnya, ibu seperti anak kecil yang sedang menikmati es krim kesukaannya. Rasanya Ibu sudah bisa mengembangkannya sendiri. Disetiap kulumannya terasa lidahnya menari-nari dihelm dedek Arya.

“Aaaaaaaaaahhhh..... nikmat bu, ya seperti itu..... enak.... mulut Ibu enak sekali.....” racauku

Ibu mulai mempercepat kuluman, memaju mundurkan kepalanya samblil menyedeotnya. Aku merasakan nikmat yang indah sekali. Aku ingin keluar, dan aku ingin keluar di mulut Ibuku.

“Ibu, aku aaahhhhh..... aku ingin keluar di mulut Ibu..... uftttttttt”

“Ibu harus menelannya.....aaaaaaahhhh..... aku ingin keperwanan mulut Ibu.... aaaaahhhhh uftt ahhhhh” racau kenikmatan yang aku rasakan.

“hmmmmm he’mmmmmmm.....” jawab ibuku sambil mengulum kontolku.

Wanita ini yang biasanya anggun sekarang sedang bermain dengan dedek Aryaku. Apa ini mimpi? Ah masa bodohlah.... kenikmatan menjalar di setiap nano meter dedek Arya, aku hampir keluar. Kedua anganku memegang kepala Ibu, dan kudorong lebih kedalam lagi. Ibu tampak hanya pasrah dengan apa yang aku lakukan. Dan ......

“Aku keluar bu.... ditelan.... pokoknya di telan,,,, aku pengen keperawanan mulut Ibu” racauku.

Crooooot.....croooott....croooot....crooooot..... Crooooot.....croooott....croooot....crooooot.....

Keluar semua spermaku didalam mulut Ibu, ibu memundurkan kepalanya. Glek glek ditelan semua spermaku, bahkan sisa sedikit dibawah bibirnya dijilatinya dengan lidahnya. Dibersihkannya mulutnya dengan jari-jarinya, kemudian dijilatinya. Bayangan wanita paruh baya yang masih cantik dan anggun sekarang sedang menelan spermaku. Indah benar pemandangan ini. Slurrrpp.....

“Kamu itu nakal banget ya, masa ibumu suruh minum pejuh kamu” ucapnya dengan senyuman menggoda serta masih membersihkan bibirnya. Ibu berdiri melangkah mengambil mengambil air putih di meja dan meminumnya, ku lihat bagian belakang Ibu. Seksi sekali.

“Karena aku pengen keperawanan mulut Ibu” ucapku dengan senyum. Kulihat Ibu membalikan tubuh, melangkah menuju ke arahku. Kutarik lembut tangan kanannya dan kupeluk erat. Ibu menundukan kepalanya, kedua tangannya melingkar di kepalaku.

“Itu kontol Arya, kok belum tidur-tidur?” ucap Ibuku sambil me-landing-kan ciuman kemlutku. Kubalas ciuman itu.

“Masih bu... Arya juga tidak tahu kok tegang terus, dan badan Arya kaya panas, pengen bersetubuh terus” jawabku

“hi hi....” senyuman yang menjadi jawaban pertanyaanku.

Kami berciuman kembali, saling menyedot, saling bermain lidah diantara aku dan Ibuku. ciumanku kemudian turun kebawah, didagunya, dilehernya dan inilah yang aku tunggu. Susu yang besar, sekal, putih, dan seakan-akan menempel di dada Ibuku tak sedikitpun tampak susunya turun kebawah. Ku cium bagian tengah diantara susu ibu. Kudengar desahan nafas Ibu, lenguhnya. Kemudian aku menjilatinya meutar di sekitar susu kanannya tak lupa tangan kiriku mengelus-elus sekitar susu kiri Ibuku. jilatan memutar terus memutar hinggan mendekat keputing susunya, tangan kananku pun melakukan hal yang sirama dengan jilatanku. Dan hap lalu kusedot dan ku kenyot-kenyot ku sedot lagi, tangan kananku memainkan puting susunya. Beberapa menit kemudian susu kirinya mengalami perlakuan yang sama.

“Susu Ibu buat kamu nak, terus nak nikmatilah, enak tenan” racau Ibuku

“terus, terus..... sedot nak seperti kamu minum susu Ibu dulu” lanjut Ibuku. 

Setelah aku puas dengan kedua susu Ibuku, aku benamkan wajahku ditengah-tengah susu Ibuku. Kuputar tubuhku kubaringkan Ibu di tengah tempat tidur. Aku buka kaki Ibuku,kuposiskan tubuhku tepat ditengah. Aku berlutut di tengah-tengahnya. Kuelus-elus vagina Ibuku sedikit kubuka dengan kedua jariku. Kupegang dedek arya dan Kuarahkan penisku. Dan sleeeeep.... sedikit susah di awalnya, tampak sempit. Kutekan lagi, kali ini lebih mudah mungkin masih ada sisa puncak kenikmatan dipermainan sebelumnya. 

“Ah.... hangat sekali bu, enak sekali..... kontol Arya serasa kecepit” 

“Vagina Ibu enak....” ucapku, ku hentakkan dedek arya lebih dalam terasa kenikmatan membasahi setiap nano meter batang dedek arya. Tubuh Ibuku melengking ke atas dengan mata terpejam ketika dedek Arya masuk ke sangkarnya lebih dalam. 

“Itu tempik (vagina), buat ka.....mu..... nak” rintih nikmat Ibuku

Aneh memang ketika mendengar kata-kata yang vulgar keluar dari bibir indah ibuku tapi setiap kata yang terucap membuatku panas panas panas. Kembali aku memandang Ibuku, sedikit demi sedikit aku menggoyang Ibuku. Tubuhku semakin panas, entah apa yang sebenarnya terjadi dengan tubuhku. Seakan-akan nafsuku meledak-ledak layaknya nuklir yang dijatuhkan di nagasaki dan hirosima. Lama-kelamaan goyanganku semakin cepat.

“hufttt..... aaaahhhhh..... aaaaahhhhh..... terussss..... kontolmu lebih besar dari kontol Romomu”

“Penuuuuh sekali nak, Ibu suka kon..... tol.... mu” racau Ibuku. Ketika aku mendengan apa yang dikatakan Ibuku, goyanganku semakin keras semakin cepat.

“Ayo bu, luapkan semua yang ada dipikiran Ibu, katakan semua bu.... ahhhhh”

“Aku ingin mendengarnyaaaa...... tentang Romo aaahhhh..... tentang Arya juga” racauku

“Kontolmu en.....nak.... lebih enak dari kontol Romomu.....”

“Ibu benci Romomu.... Ibu sud...... ahh.... dah tidak mau lagi dengan Romo.... Ibu lebih suka kamu ....dengan kamu..... Ibu cinta Kamu, setubuhi Ibumu terus..... terus...”

“Setubuhi Ibu.... Ibu ingin jadi satu dengan Ka......muh....nakk” Racau Ibu

“Pasti bu.... akan kuberikan nikamt yang tiada tara buat Ibu... kekasihku... cintaku....”

Terus menggoyang, menggenjot, memompa, memperbesar gaya dorong itulah yang aku lakukan. Susu ibu bergoyang seirama dengan genjotanku. Rintihan Ibu semakin keras, Kata-kata kebencian terhadap Romo, pujian terhadapku keluar dari bibir indah Ibuku. Ibu nampak sekali menikmati permainan demi permainan yang kita lakukan. Seperti musim kemarau yang diguyur oleh hujan. Setiap hujaman dedek arya di vagina Ibuku membuat gerakan Ibu semakin menggila, bergetar. Beberapa menit kami melakukan persetubuhan ini, kurasakan cengkraman pada otot vagina Ibuku.

“Ibu keluarr...... ahhhh.... kamu buat Ibu keluar lagi naaak....” kata-kata yang terlontar ketika Ibu mengalami puncak kenikmatannya. Kuhentikan aktifitasku, kupeluk dan kucium Ibuku dimulutnya, dilehernya, semua bagian kepala ibu aku ciumi tak lupa pada susu ibuku. kuberi waktu istiraha untuk Ibuku.

Aku Penjantanmu Dan Aku Pemuasmu bu


“Bu masih kuat, Arya belum keluar” tanyaku penuh harap

“hassh....hashhh... mashh.....sih....nak” jawab Ibuku

Setelah beberapa menit istirahat kuangkat tubuh Ibuku, kubalikan tubuh Ibu dan kuarahkan posisi Ibu agar menungging. Kupastikan lubang vagina Ibuku dengan tangan kiriku kemudian Kuarahkan dedek Arya ke vaginanya.

“Ini gaya apa nak? Gaya di film ya?” tanya Ibu

“Gaya anjing bu” jawabku. Gaya ini terlintas di pikiranku karena film yang aku tonton tadi. Kuarahkan dedek Arya ke vagina Ibuku. Agak sulit karena aku tidak bisa melihatnya dengan pasti. Tiba-tiba tangan kanan Ibuku meraihnya, mungkin Ibu tahu aku kesulitan memasukannya. Ibu kemudian mengarahkan dedek arya ke vagina Ibuku dan bles, masuk, GoooooL!

“Gaya anjing, Ibu jadi yag betina kamu jantannya...aaaaaaa.....aaaaah” ucap Ibu membuka pembicaraan lagi.

“Iya bu... Arya adalah pejatan Ibu, ayo bu puasi aku”lanjutku dan mulai menekan tarik dedek Arya sambil memegang pingang Ibuku.

“Enak kontol kamu enak.... emmmmm.... Romomu tidak ada apa-apanya....”

“Terus lebih cepet nak.... kontolmu rasane tekan jero banget (rasanya sampai dalam sekali)... terus setubuhi wanitamu ini” kata-kata vulgar mulai keluar dari bibi Indah Ibuku.

“Aku penjantanmu... dan aku pemuasmu bu.....” 

“Ayo bu.... berikan kehangatan dari tempikmu itu bu.... Arya ingin merasakannya bu....” racauku

Aku menggoyang dan menggoyangnya terus hingga kepala Ibuku mendongak keatas. Desahan Ibuku muai terdengar semakin keras. Racau kenikmatan, dan pujian terhadap diriku terlontar vulgar. Kudekatkan tubuhku kepunggung Ibuku dan kucium punggungnya. Kedua tanganku memegang dan mereams susu ibuku. sekarang Ibu menahan beban tubuhku. Ibuku hanya bisa mendesah merintih atas kenikmatan yang Ibu rasakan. Keringat yang semakin mmengucur deras dari tubuh kami berdua menyatu, menetes dan jatuh ke tempat tidur.

“Bu susumu mau jatuh , Arya pegang bu...” sedikit canda dalam permainan ini

“peg....gang .....naaak.... remas... itu mil.....likmu nak.... remas yang kuat oooh....” jawab Ibuku

Terus kugoyang, kugoyang semakin cepat dan cepat. Tubuh ini semakin panas, butuh penuntasan semakin cepat goyangan pinggangku ini. Ibu hanya mendesah menikmati permainan ini.

“Kamu masuki tempik Ibu dengan kontolmu nak, ka...mu... nakal.... kontol kamu masuk lagi aaaaah” racau Ibuku

“Ibu suka... Ibu suka dimasuki kontol Arya ... oh oh ..” lanjut Ibuku

“Ibu ma....u kel.....luar lagi naaak....” racau Ibuku kembali

“Ibu keluaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrr....... Kang Mas, anakmu lebih hebat dari kamu....ah ah ah......kamu buat Ibumu keluar lagi...... kmu aaaaaaaah” Tubuh ibu ambruk ke depan tak mampu menopang tubuhku lagi. Posisiku masih diatas Ibu, dengan dedek Arya menancap di Vagina Ibuku. Kurasakan kembali cengkraman vagina Ibuku. Nikmatnya........... Aku sedikit menggoyangnya.

“Istirahat dulu nak hosh hosh hosh...... kamu belum keluar ya? Jangan digoyang” ucap Ibuku kepadaku. Ibu mungkin tidak merasakan panas tubuh ini yang ingin segera dituntaskan.

“Tapi bu, tubuh Arya panas sekali pingin segera dikeluarkan....” paksaku

“Biarkan ibu istirahat sebentar”

“hah hah hah.... panas ya?” tanya Ibuku, aku hanya mengangguk.

“Hi hi ... hash hash hash” masih sempat juga Ibu tersenyum nakal

“Itu tadi minuman kuat dan perangsang buat laki-laki, yang kamu minum tadi, Ibu tadi mengiranya tidak bakal selama ini nak” jelas Ibuku. Sponan setelah mendengar penjelasan dari Ibuku,aku angkat tubuhku, kemudia aku balikan Ibuku. Ku buka kedua kaki Ibuku, dan kumasukan lagi dedek Arya. Kupegang pinggang Ibuku.

“Karena Ibu sudah meracuni Arya, ibu harus tanggung jawab hash hash hash” kataku kepada Ibuku

“Hmmmm.... Aaaaaaaaaaa” ibu kaget dan berteriak ketika aku dedek arya memasuki vaginanya

“Nakal kamu....ish ish is hng....hhhhhh”

“Ayo nak tuntaskan berikan peju cintam pada ibu, Ibu sudah siap.....” jawab ibuku

Perlahan aku goyang pinggulku secara perlahan, semakin lama semakin cepat. Kedua Susu ibuku mulai bergoyang seirama dengan goyangan pinggulku. Aku menggenjot membuat Ibuku berteriak nikmat. Meracau kembali. Kata-kata vulgar keluar dari mulutnya. Semakin cepat aku menggenjot Ibuku. kadang kala aku menekannya sekuat tenaga sehingga dedek arya masuk sangat dalam hingga menthok. Dalam posisi itu tubuh Ibu melengking ke atas, ketika aku tarik kembali tubuh Ibu kembali seperti semula. 

“Oh... Oh... Anakku kamu setubuhi Ibumu nak.....ah ah ah” racau Ibuku

“Kontolmu mlebu ning tempike Ibu le, kroso jeru banget ah ah ah ah ah ah ibu luih seneng kontolmu enaaaaaaaak......... (kontol kamu masuk ke vagina Ibu nak, terasa dalam sekali, ibu lebih suka kontolmu)” Ibu meraung-raung mengungkapan isi hatinya.

“Ibu, ayo bu, bilang kalo kontol Arya enak, dan Ibu tidak suka romo...” perintahku ke Ibu sambil menggoyang.

“.....Ibu suka kontol Aryaa....ah.... ah.... ah... Ibu tidak suka romo mu..... “ Ibu mengucapkan apa yang aku perintahkan.

“Bagus... sayangku pintar sekali... hah hah hah... mulai sekarang Ibu miliku....” lanjutku

“bu.... Arya mau keluar......hah hah hah hah hah” kataku kepada Ibuku

“kel......luarkan nak.... berikan cairan cintamu kepada Ibu..... basahi rahim Ibu dengan cairan cintamu.... Ibu juga mau keluar lagi” jawab Ibuku

Dan................

“Ibu aku keluaaaaaaaaaaaaar................... tempik Ibu enak, tempik Ibu nikmat tempik Ibu punyaku, tidak boleh buat Romo... tempikmu kanggo (buat) aku bu...” jeritku keras.

“Iyaa nak tubuhku buat Arya..... Ibu Istrimu, kekasihmu...aahhh......Ibu juga kel....luar” teriak Ibuku menjawab kata-kataku. Akhirnya kami berdua keluar secara bersamaan.

Crooooot.....croooott....croooot....crooooot..... Crooooot.....croooott....croooot....crooooot.....

Aku terjatuh ke tubuh Ibu, susu ibu mengganjal tubuhku. Kupeluk Ibu erat Ibuku selama spermaku keluar. Setelah semua keluar aku nikmati sisa-sisa kenikmatan. Terasa cairan kenikmatan kami bersatu. Kuangkat kepalaku dan kucium Ibuku. Kulumat bibirnya penuh dengan sisa-sisa nafsu dan tenagaku. Kurebahkan tubuhku disamping kanan Ibuku, Ibuku langsun ikut mengganti posisinya dan sekarang diatasku dan masih dalam posisi berciuman. Setelah puas berciuman.

“Ooh...Nak.... Ibu ingin dinikmati sama kamu terus, apapun yang kamu minta Ibu turuti nak, sama Ibu terus ya....” ucap Ibuku lirih

“Iya bu hah hah hah... ibu nikmat sekali..... yang penting Ibu keluarkan semua Emosi Ibu ya...“ jawabku.

Ibu masih dalam posisi tubuh di atas tubuhku, kulingkarkan kedua tanganku dan kupeluk ibu. Susu Ibu yang besar entah berapa ukurannya itu mengganjal di dadaku. Ibu mengecupi wajahku dan aku pun membalasnya. Sisa tenaga ini hanya bisa untuk bercumbu ala kadarnya saja. Sekalipun nafsu kami masih tersisa

“Bu pokoknya kalau Romo datang, Ibu tidak boleh kenthu sama romo” kata-kata it tiba-tiba terlontar dari mulutku

“Ya tidak bisa begitu nak, nanti kita bisa ketahuan, kita mau tinggal dimana?” jawab ibuku

“Ya pokoknya bagaimana caranya” lanjutku cemburu

“Cemburu ya......sudah kamu tenag saja nak, paling Romo kamu itu pakai tangan juga sudah keluar, pokoknya kamu tenang saja tempik Ibumu khusus buat kamu” jawab Ibuku menenangkan aku

“Janji lho bu.....” kataku meminta kepastian

“Iya.... tapi kalau kepepet tidak apa-apa ya?” jawab ibu manja dengan senyumannya. Diwajahnya tampak kenikmatan yang tiada tara. Aku hanya mengangguk mendengar jawaban Ibu. Ngos-ngosan itulah kata yang tepat untuk situasi malam ini.

“Bu....” kataku

“Hem.....” jawab ibuku

“Kalau Ibu hamil bagaimana?” tanyaku

“Sudah kamu tenang saja, Ibu rajin minum pil KB, karena Romomu itu belum ingin punya momongan lagi” jelas Ibuku

“Tapi kalau semisal Arya pengen Ibu hamil?” tanyaku kembali

“Kalau kamu pengin ya Ibu ndak nolak, tapi nanti setelah kamu punya istri ya, biar Ibu ada kesibukan” jelas Ibuku, aku hanya tersenyum. Ibu kemudian merebahkan tubuhnya disamping kananku. Diposisikannya tubuh Ibuku, sehingga sekarang kepala Ibu sejajar denganku.Dan terlepaslah dedek Arya yang mulai mengkerut.

“Akhirnya Kontol Arya sudah tidur ya.. hi hi hi “ ucap ibuku

“Besok kalau bangun lagi harus, langsung ditidurkan lho bu” jawabku sekenanya sembari memiringkan tubuh ku menghadap Ibuku

“Ya istirahat, dulu masa kok ya setiap hari to nak” jawab Ibuku

“Seorang kekasih harus menuruti lelakinya, tidak boleh bantah“ kataku mencoba mencari kebenaran

“Aduh duh duh.... kalah lagi sama sayangku....” jawab ibuku sambil mengecup bibirku, aku tidak membalasnya karena rasa kantuk mulai menggerogoti mataku.

“Iya.... pasti ditidurkan, mau gaya baru lagi Ibu juga sudah siap” 

“Tidur nak, peluk Ibumu” lanjut Ibuku

Kulirik jam dinding di mantan kamarku, terlihat pukul 21.55. Kupeluk Ibuku, dan kudekap Ibuku, Akhirnya ibu tertidur pulas. Rahman... Rahman kalau saja tadi siang kamu tidak mentransfer film-film kamu mungkin aku tidak akan bisa memuaskan Ibuku. Terima kasih Bro... Terima kasih..... kesadaranku mulai hilang, entah apa yang akan terjadi esok hari. 

“Esok hari apa ya yang akan aku lakukan lagi?” bathinku

Aku pun tertidur, mendekap tubuh wanita yang putih kulitnya dan halus ketika disentuh. Wanita yang kesehariannya anggun dan penuh tata krama tapi malam ini takluk di dalam pelukanku. Aku sayang kamu bu. Dan kukecup kening Ibuku. dan zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.......
Load disqus comments

0 komentar